Sabtu, 12 Januari 2013

kampung nangorak

Wisata Agro Di Kampung Nangorak





Mungkin banyak yang kurang tahu bahwa sebenarnya di Sumedang juga mempunyai sebuah tempat yang asyik untuk rekreasi sekaligus juga tempat untuk mengenal lebih dekat tentang pengetahuan bercocok tanam dan beternak dengan keindahan alam yang menjanjikan. Duduk diantara semilir angin yang berhembus atau berjalan-jalan di kebun strawberry sambil memetik dan mencicipi buahnya yang manis. Melihat kebun melon yang ranum dan harum atau mengunjungi peternakan sapi perah.......semua ada di sini.

Inilah.....kawasan Agroteknobisnis Sumedang, sebuah tempat wisata agro yang terletak
di kampung Nangorak 6 km dari Alun-alun kota Sumedang. Terletak diketinggian antara 800-1000 meter dpl. Hanya memakan waktu kurang lebih dari satu jam perjalanan. Karena jalannya yang sempit dan terus menanjak, bahkan di beberapa tikungan jalan terlihat agak terjal maka haruslah ekstra hati-hati sebab jika tidak akan menyebabkan kecelakaan.

Namun begitu cukup mengasyikkan juga karena sepanjang perjalanan menuju tempat itu, pemandangan di sekitarnya tampak indah dan terlihat hijau oleh pertanian sawah yang membentang luas. Dari sini terlihat juga gunung Tampomas yang menjulang tinggi.

Ketika sampai ditempat lokasi kita hanya diwajibkan membayar tiket masuk yang hanya seribu rupiah saja, cukup murah bukan! Tempat wisata ini memang sangat luas. Karena didalamnya mencakup perkebunan, pertanian, budidaya tanaman dari 250 jenis tanaman dan pohon.

Dijamin pengunjung yang datang ke sini akan merasa betah dan nyaman. Apalagi jika sambil menikmati pemandangan alamnya yang indah dan angin sepoi-sepoi yang bikin mata mengantuk. Wuuiih.....nyaman sekali.

Dan bukan hanya itu, berjalan-jalan di kebun strawberry sambil memetik dan mencicipi buahnya yang terlihat merah ketuaan, hmm....yummmy bikin lidah jadi ngiler. Liburan pun akan terasa sangat menyenangkan.

Oh ya, ditempat ini juga terdapat rumah pohon lho, penasaran kan! Dan rumah pohon ini pun disewakan untuk umum. Asyik kan....yah seperti yang ada di film tarzan. Dan buat yang punya hobi memancing disini juga tersedia kolam pemancingan. Di lahan tertinggi dari kawasan agroteknobisnis ini yang berbatasan dengan hutan asli / premier juga dapat digunakan untuk camping.

alam pangjugjugan sumedang

WISATA ALAM PANGJUGJUGAN DI CILEMBU – SUMEDANG





con wisaya alam Pajugjugan


“Desa Wisata Alam Pangjugjugan adalah tempat bagi pengunjungnya untuk bisa bercengkrama dengan alam, bisa mendengar desau cemara, merasakan gemericik air dan gemulai ikan seraya melihat elang terbang dengan gagahnya di udara”, itu sepenggal kalimat yang ada di brosurnya, tapi memang kenyataannya seperti itu. Pertama masuk ke sana disapa dengan sopan oleh satpam dan penjaga tiket dengan sopan dengan logat sumedang  “Maaf pak beli tiket masuk dulu di sini, satu orang 5.000 parkir motornya  1.000”. Harga yang cukup murah memang untuk kantong masyarakat menengah ke bawah.
Setelah masuk anda akan ditunjukkan ke tempat parkir yang sangat luas serta pemandangan alam. Permainan cukup lengkap, cukup bayar  5.000 bisa mendapat  fasilitasnya playground, arena bermain anak, lesehan, terapi ikan, batu refleksi, curug, lapangan futsal, yang bayar kolam renang, flying fox, becak mini, tunggang kuda dan paparahuan.
Selain wisata alam ternyata ada ekowisata, bisa keliling kebun, peternakan ungas, kelinci, kambing, sapi perah dan sapi potong. Ada juga sekolah alam, outbond, pelatihan,  bahkan pemancingan juga ada. Untuk ekowisata tidak bayar lagi. “Kalau musim panen biasanya pengunjung memetik sendiri,  nanti dihitung sesuai hasil petiknya saja” kata ibu Desy Idayanti  staff HRD. “Di sini tempat yang paling murah, kumplit segala ada, mau acara apapun disini cocok, tempat wisata ini bisa jadi miniaturnya kumpulan tempat wisata lainnya.” ungkapnya pula.

Encep dan Temannya
Menurut Encep satu pengunjung dari kalangan anak muda yang kebetulan  sedang mencoba terapi ikan beserta kedua temannya  “Harga murah sesuai dengan kantong masyarakat menengah ke bawah tapi fasilitas sudah seperti tepat wisata yang harganya tinggi dan tempat masih alami serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya seperti mushola, MCK, tempat lesehan bersih-bersih” katanya.

Pak Yayan beserta keluarga
Adapun pengunjung yang membawa keluarganya ke tempat ini seperti Pak Yayan datang ke Pangjugjugan merasa penasaran dengan harganya yang  murah, setelah beristirahat keliling Pangjugjugan dia istirahat dulu sambil makan di bawah sejuknya udara Cilembu, Pak Yayan berteduh di tempat LESEHAN yang berbentuk saung,  banyak sekali tempat lesehan yang bisa di pakai disini. Setelah habis makan pak Yayan beserta keluarga mencoba terapi ikan, puas dengan terapi ikan pak yayan dan keluarga main di tempat Arena Bermain, bahkan pak Yayan sendiri mencoba bermain egrang. “Saya memanfaatkan liburan panjang untuk mengajak keluarga ke sini, katanya bagus-bagus di sini, saya juga merasa puas dengan informasi yang diberikan saudara-saudara saya yang pernah datang ke sini” ungkap pak Yayan.

Pengunjung/Erni
 Tak ada gading yang tak retak, kritikan maupun saran pasti akan diterima sebagai masukan untuk pengelola Taman Wisata Pangjugjugan, bahkan Ibu Desy sendiri menerima masukan  untuk kemajuan tempat ini, seperti ungkapan seorang pengunjung yang berbagi cerita ke Bobaronline “Tempat sudah Oke, permainan banyak, hanya kalau bisa dibuat sungai kecil yang mengalir supaya kesannya tidak gersang. Permainan di sini banyak yang gratis, cukup bayar 5.000 bisa menikmati permainan” kata Erni dari Jatinagor

curug sabuk

Curug Sabuk merupakan salah satu objek wisata alam di Kabupaten Sumedang yang bisa dibilang masih jarang dikunjungi.  Bagi yang ingin mengunjungi curug ini, lebih baik menyewa guide dari penduduk lokal, dikarenakan lokasinya yang berada di dalam hutan.

Curug ini memiliki enam buah curahan air dengan ketinggian yang berbeda-beda.  Curahan tertinggi mencapai sekitar 70 meter

Lokasi

Terletak disekitar Taman Buru Gunung Masigit dan kawasan Gunung Kareumbi, tepatnya di Desa Nangorak. Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS:
  

Aksesbilitas

Akses menuju lokasi curug cujup sulit dan jauh dimana harus berjalan kaki belasan kilometer, menembus belantara dan mengikuti arus balik sungai. Untuk menuju kesana dibutuhkan waktu kurang lebih 3 jam berjalan kaki dari pemukiman warga.

Keindahan alam di tatar Priangan ini memang tak akan pernah ada habisnya tuk kita kagumi dan jelajahi. Selalu saja ada objek wisata menarik yang patut kita kunjungi. Seperti sabtu yang lalu (17/12/2011), satubumikita berkesempatan mengunjungi salah satu objek Curug (air terjun), yaitu Curug Sabuk yang tepatnya berada di lereng Gunung Kareumbi, Dusun Nangorak, Desa Margamekar, Kec. Sumedang Selatan, Kab. Sumedang.

Akses menuju Curug Sabuk



Perjalanan dari Jatinagor menuju Nangorak, Sumedang memakan waktu sekitar 1,5 jam, Jalan yang tadinya lebar dan mulus berganti menjadi jalan perkampungan sempit dan menanjak. Sesampainya di daerah Nangorak, perjalanan dilanjut dengan berjalan kaki untuk menuju Curug dengan jarak sekitar 4 km dan waktu tempuh kurang lebih 3 jam-an. Hamparan sawah luas dengan latar bukit-bukit serta langit yang cerah menyapa kedatangan kami di sana. Trek pertama yang harus kami lalui adalah jalan setapak di sisi sungai hingga kemudian memasuki hutan yang cukup rapat dengan jalan yang semakin menanjak.

Udara segar dan suara binatang penghuni hutan seperti burung, katak dan monyet menemani perjalanan kami. Hutan yang cukup terjaga dan jarang dirambah oleh warga mungkin cukup berpengaruh pada debit air serta kejernihan/kebersihan air sungai yang kami lewati. Pohon-pohon besar dan tinggi masih kami dapat temui di sana, pohon-pohon bambu yang sepertinya tidak pernah ditebang pun menjulang tinggi dengan ukuran yang besar dan berlumut tanda tak pernah dijamah. Selain itu terdapat pula beberapa pohon seperti pohon jengkol dan pohon hutan lainnya yang berbuah lebat di kawasan hutan tropis di sana.

Curug Sabuk

Semakin masuk ke dalam hutan, jalan yang kami lalui semakin beragam, dari tanjakan, turunan, melipir punggungan bukit hingga melewati aliran sungai. Setelah perjalanan yang cukup jauh dan tentunya membuat berkeringat, Alhamdulillah, akhirnya kami pun sampai di objek yang menjadi tujuan kami, yaitu Curug Sabuk. Di kawasan Curug sabuk tersebut terdapat sekitar 4 buah Curug yang indah, 2 Curug berukuran kecil dan 2 lainnya berukuran cukup besar dan jatuhan airnya yang cukup tinggi. 2 curug besar yang jaraknya berdekatan seperti Curug kembar. Air yang mengalir dari atas Curug bisa dikatakan bersih dan jernih (mungkin langsung dari mata air) serta dingin dan menyegarkan. Rasanya sudah tak sabar  tuk merasakan segarnya jatuhan air dari curug tersebut.

Untuk penamaan Curug Sabuk sendiri, menurut beberapa sumber yang penulis satubumikita baca diambil dari salah satu Curug yang menyerupai "Sabuk" (ikat pinggang), tapi pertanyaan penulis kenapa tidak dinamai saja "Curug Beubeur" (beubeur dalam bahasa sunda berarti sabuk). Ada pula pendapat seorang teman yang menurutnya kalau penamaan "Curug Sabuk" diambil dari jalan menuju Curug yang panjang dan melingkar seperti sabuk (ikat pinggang). Wallohualam.

Rasa lelah sepanjang perjalanan pun cukup terbayar dengan pemandangan yang indah terhadir di depan mata. Suara jatuhan air dengan situasi hutan yang tenang dan damai menambah indah suasana. Curug yang bisa dikatakan masih cukup alami ini memang mungkin jarang dikunjungi, terbukti dengan bersihnya kawasan curug dari sampah bekas makanan kemasan. Bisa jadi akses serta informasi yang kurang mengenai Curug sabuk menjadi Curug ini jarang dikunjungi, tapi lebih baik seperti itu, keaslian serta keasrian lingkungan sekitar dapat lebih terjaga karena jarangnya manusia yang berkunjung dan mengindarkan dari oknum serta tangan jahil yang suka mengotori/merusak objek-objek wisata alam.

gunung kunci

Gunung Kunci adalah sebuah bukit dengan pepohonan di tengah Kota Sumedang yang biasa digunakan sebagai tempat rekreasi seperti hiking, Kemping atau hanya sekedar melihat panorama alam.

Ditepat ini dapat ditemukan sebuah gua bekas peninggalan tentara Jepang yang dulu digunakan sebagai bunker (penyimpanan senjata, pemantauan musuh, dan pertahanan pasukan)

Sabtu, 05 Januari 2013

wisata kampung toga

                                                          Wisata kampung toga sumedang

Kabupaten Sumedang merupakan kota kecil yang dikelilingi bukit dan tidak terlalu jauh dari Ibukota Propinsi Jawa Barat, Bandung. Adalah sebuah potensi yang dapat dikembangkan sesuai dengan keberadaan Kabupaten Sumedang yang kaya akan keanekaragaman seni dan budaya serta alam pegunungan yang masih asri, ditunjang dengan Visi Kabupaten Sumedang menjadi daerah Agrobisnis dan Pariwisata serta Visi Pariwisata Kabupaten Sumedang mewujudkan daerah pariwisata Budaya dan pariwisata Lingkungan.

 Nama yang dipakai untuk kawasan wisata itu juga disesuaikan dengan situasi yang ada di kawasan wisata tersebut, yaitu Kawasan Wisata KAMPUNG TOGA yang berasal dari  kata KAMPUNG  Tanaman  Obat  KeluarGA atau apotik hidup, maka mulai ditanam berbagai tumbuh tumbuhan tanaman obat obatan dan berbagai pohon tanaman keras dengan ciri khas pohon Jambe, bersamaan dengan itu dibangun pula sarana dan prasarana yang dibutuhkan, penataan lahan terutama jalan utama masuk ke lokasi sepanjang 2 km, pengadaan  air sepanjang 8 km yang selain untuk kebutuhan Kampung Toga juga dapat dinikmati air bersih oleh 400 kepala keluarga di Dusun Pabuaran, Genteng, Kukulu, Cipari, Cihantap, Haur Lawang, Kubang, Desa Sukajaya serta fasilitas  listrik.

 Lokasi KAMPUNG TOGA sekitar 2 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Sumedang, dengan ketinggian 650 DPL koordinat S 06.52.35.1, E 107.54.34.5 dengan nuansa perbukitan yang asri dan pemandangan kota Sumedang serta hamparan sawah dan sungai yang dapat dinikmati dengan wisata dirgantara yaitu Paralayang dan gantole.


Setelah sembilan tahun dikembangkan mulai tahun 1997 sampai dengan tahun 2006 kawasan wisata KAMPUNG TOGA sudah tersedia berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk para pengunjung, bahkan uasan lahan sudah mencapai 32 Ha.
Motto yang dipakai adalah ONE STOP ADVENTURE, dengan motto tersebut para pengunjung akan menikmati kegiatan beraneka ragam, baik kegiatan di udara, darat maupun air.
Di udara menikmati olah raga dirgantara berupa PARALAYANG dan GANTOLE  baik untuk pendidikan maupun untuk rekreasi udara, telah disiapkan Trainner yang berlisensi untuk para siswa yang akan megikuti pendidikan dan Master Thundem  untuk penumpang yang sekedar menikmati indahnya panorama KAMPUNG TOGA di udara. 

 Di darat berupa rekreasi keluarga dengan menikmati suasana alam pegunungan, jalan-jalan dengan suasana pedesaan, naik sepeda gunung, untuk kegiatan Outbound  lengkap dengan segala fasilitas dan permainannya, tersedia aneka makanan dan minuman ala Parahyangan, disajikan di saung lesehan dan restoran yang bernuansa alam terbuka, diiringi musik sunda terasa menikmati alam yang sebenarnya, panorama sawah yang terbentang luas, pegunungan yang hijau dan arsitektur bangunan yang mempunyai ciri khas panggung, kayu dan batu, tertata apik diantara perbukitan. 


Di air ada kegiatan Raffting (Arung Jeram), Kolam Renang dewasa dan anak-anak dengan nuansa pegunungan serta pemancingan di danau buatan diatas bukit paling tinggi, atau sekedar mancing keluarga diatas perahu.
 














Sedangkan untuk fasilitas air yang tersedia adalah kolam renang dewasa dan anak-anak dengan nuansa pegunungan, pemancingan di danau buatan, serta arena untuk kegiatan Raffting (Arung Jeram). Bila Anda sudah merasa lelah dan lapar setelah melakukan kegiatan di Kampung Toga, singgahlah ke saung lesehan atau restoran bernuansa alam terbuka yang difasilitasi dengan iringan musik Sunda. Sambil bersantap pengunjung bisa menikmati pemandangan hamparan sawah dan pegunungan hijau.





http://bandung.panduanwisata.com/files/2011/12/kampung-toga4.jpg



Main Paralayang di Kampung Toga Sumedang



Kalau bosan tempat wisata di utara Bandung maupun selatan, serta pusat kota Bandung, tidak ada salahnya kalau Anda mengalihkan tujuan wisata ke arah Timur Bandung, atau Kab. Sumedang.
Seperti halnya kawasan utara dan selatan Bandung Raya, Sumedang juga kaya akan pariwisata. Salah satunya, Kampung Toga di Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan.
 
kawasan wisata ini memang cukup menarik............! Kampung Toga memadukan pariwisata alam dengan pemandangan indah. Ciri khas kawasan wisata ini berupa banyaknya tanaman obat (apotik hidup) yang mampu menambah wawasan Anda dan keluarga.
View tanaman obat ini pula menjadi inspirasi pengelola ketika menamakan kawasan pariwisata. Kampung Toga artinya Kampung Tanaman Obat Keluarga. Cukup unik juga bukan?
Banyak tanaman obat yang akan anda temui di kawasan ini seperti empon-empon, jambe, jahe, kumis kucing, dan lain-lain. Dalam hal ini, pengelola memang ingin menawarkan fasilitas pariwisata sekaligus pendidikan kesehatan.

Sebuah pengalaman menegangkan dan mengasyikan akan didapatkan jika Anda mencoba jenis wisata petualangan di kawasan ini yakni terbang dengan paralayang.

Untuk sekedar bersenang-senang, Anda cukup mengeluarkan uang Rp250.000 dengan ditandem profesional. Cukup murah bagi ukuran keuangan orang kota.
Akan tetapi, jika Anda ketagihan dan ingin ber-paralayang sendirian, Anda bisa mengikuti pendidikan terbang paralayang di kawasan ini dengan tarif Rp3,5 juta, hingga bisa terbang sendiri dan mendapatkan lisensi.

Seperti halnya kawasan wisata terpadu lainnya, Kampung Toga menyediakan pula fasilitas penginapan (cottage), ruang pertemuan, dan kolam renang.
Jangan buru-buru berpikiran mahal dengan tarif cottage di kawasan ini. Panitia mengakomodir hampir seluruh strata keuangan kelompok masyarakat.
Harga cottage Rp200.000—Rp2 juta per hari. Sedangkan tarif ruang pertemuan Rp1,5 juta—Rp2,5 juta.
Demikian pula dengan aneka hidangan kuliner khas sajian Kampung Toga. Anda tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam ketika ingin menikmati aneka hidangan tradisional hingga modern hingga kenyang.